Design Solar system off grid tidaklah gampang. Banyak kesalahan yang muncul dari penentuan kapasitas solar modul, penentuan kapasitas battery, pemilihan kabel, MCB, system proteksi dan lain lain. Setelah system bekerja yang paling sering dijumpai adalah kesalahan pengguna yang menganggap energy dari solar panel seperti dari grid atau listrik negara dari pembangkit, sehingga pemakaian sering over kapasitas. Untuk itu ini hanya sekedar ide saja, saya mengajukan proposal memasang charger, battery dan inverter di solar panel. Sehingga meminimalisir kesalahan instal.
Untuk mengakali pemakaian listrik yang berlebihan dibuatlah system dengan otonomi day 1 hari saja. Artinya solar panel 100WP dengan intensitas radiasi di indonesia dianggap 3 jam full, maka energy yang diperoleh adalah 300Wh per hari. Charger yang dipilih ratingnya 6A, sesuai dengan short circuit 100WP yaitu 5,5A dengan metode buck charger. untuk kapasitas battery dengan system 24 volt/ boost charger kapasitas battery lithium dengan 300Wh, dapat dihitung sebagai berikut. 300wh dibagi 24v = 12,5Ah atau system 12 volt dengan 25 Ah. Inverter pure sine wave yang dipakai yaitu 12,5 watt. Perhitungan sebagai berikut : 300Wh dibagi 24 jam = 12,5watt. Jadi user atau pengguna tidak ragu lagi menggunakan solar panel dan tidak terjadi kesalahan hitung atau kesalahan instal dan kesalahan pemakaian. Misalnya pengguna ingin 100watt tinggal memasang 8 buah panel dengan 1 system master dan 7slave. Energy misalkan terjadi hujan maka akan terisi hanya 10-20% saja, atau sekitar 30-60wh. Masih cukup untuk menyalakan 1 lampu LED 3 watt selama 10jam. Jadi listrik tidak mati total. Misalnya pengguna ingin 50watt berarti tinggal menginstal 4buah, dengan 1 master dan 3slave. System yang modular dan scalable lebih baik dalam penggunaan karena akan lebih efisien misalnya dalam efek bayangan atau shadowing. Jika ada bayangan yang mengenai solar modul maka hanya solar modul yang terkena bayangan saja yang energynya turun. Berbeda halnya jika system solar modul dirangkai secara series, maka satu rangkaian series arusnya akan ikut turun. Kehandalan system akan teruji dibandingkan dengan pemilihan part multi brand yang sering terjadi error. Berikut Blok diagram dari proposal yang saya usulkan.
Untuk mengakali pemakaian listrik yang berlebihan dibuatlah system dengan otonomi day 1 hari saja. Artinya solar panel 100WP dengan intensitas radiasi di indonesia dianggap 3 jam full, maka energy yang diperoleh adalah 300Wh per hari. Charger yang dipilih ratingnya 6A, sesuai dengan short circuit 100WP yaitu 5,5A dengan metode buck charger. untuk kapasitas battery dengan system 24 volt/ boost charger kapasitas battery lithium dengan 300Wh, dapat dihitung sebagai berikut. 300wh dibagi 24v = 12,5Ah atau system 12 volt dengan 25 Ah. Inverter pure sine wave yang dipakai yaitu 12,5 watt. Perhitungan sebagai berikut : 300Wh dibagi 24 jam = 12,5watt. Jadi user atau pengguna tidak ragu lagi menggunakan solar panel dan tidak terjadi kesalahan hitung atau kesalahan instal dan kesalahan pemakaian. Misalnya pengguna ingin 100watt tinggal memasang 8 buah panel dengan 1 system master dan 7slave. Energy misalkan terjadi hujan maka akan terisi hanya 10-20% saja, atau sekitar 30-60wh. Masih cukup untuk menyalakan 1 lampu LED 3 watt selama 10jam. Jadi listrik tidak mati total. Misalnya pengguna ingin 50watt berarti tinggal menginstal 4buah, dengan 1 master dan 3slave. System yang modular dan scalable lebih baik dalam penggunaan karena akan lebih efisien misalnya dalam efek bayangan atau shadowing. Jika ada bayangan yang mengenai solar modul maka hanya solar modul yang terkena bayangan saja yang energynya turun. Berbeda halnya jika system solar modul dirangkai secara series, maka satu rangkaian series arusnya akan ikut turun. Kehandalan system akan teruji dibandingkan dengan pemilihan part multi brand yang sering terjadi error. Berikut Blok diagram dari proposal yang saya usulkan.